Homepoint.id, Jakarta- Flash Report Rumah123 edisi Juni 2024 menunjukkan kota Tangerang konsisten menjadi kota terpopuler di mata para pencari hunian, dengan perolehan 15,6 persen dari total enquiries untuk rumah di Indonesia per Mei 2024 lalu. Adapun lokasi terpopuler lainnya diikuti Jakarta Selatan (11,4%) dan Jakarta Barat (10,8%).
Head of Research Rumah123 Marisa Jaya menuturkan, “Pada bulan Mei 2024, permintaan terhadap rumah tapak di Tangerang mengalami pertumbuhan sebesar 91,7% secara tahunan. Permintaan hunian yang disewa meningkat 86,5% dan permintaan hunian yang dijual tumbuh 97,4% secara tahunan. Berdasarkan pengamatan kami dalam lima bulan terakhir ini, permintaan di area Tangerang mencatatkan tren peningkatan yang cukup konsisten setiap bulannya.”
Per Januari hingga Mei 2024, ada lima area yang paling diminati pencari hunian di Tangerang, yakni Kelapa Dua (28,1%), Serpong (22,3%), Serpong Utara (9,2%), Pagedangan (4,9%) dan Cisauk (4,2%). Permintaan yang tinggi pada lima kecamatan ini disebabkan adanya beberapa pengembangan berskala kota mandiri dengan cakupan area yang luas dan meliputi lima kecamatan di atas.
Area yang sudah dikembangkan lebih dulu dan berlokasi lebih dekat dari Jakarta, mencatatkan permintaan dari kelas menengah-atas dan atas dengan proporsi tertinggi di rentang harga Rp1 miliar-Rp3 miliar dengan rincian: Kelapa Dua 55,3%, Serpong 51,5%, Serpong Utara 38,4% dan Pagedangan 52%.
Sementara di area Cisauk, permintaan terbesar berasal dari kelas menengah, menengah-atas, dengan proporsi paling tinggi sebesar 37,9% di rentang harga Rp1 miliar-Rp3 miliar dan 35,4% untuk segmen harga Rp400 juta-Rp 1 miliar. Dibandingkan daerah lainnya, Cisauk merupakan area yang relatif baru berkembang, didukung oleh beroperasinya pintu tol BSD Barat, yang lebih jauh pintu tol ini akan tersambung hingga Legok, Balaraja dan terhubung ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Hal ini akan mendorong kawasan Cisauk memiliki aksesibilitas yang semakin baik dan mudah dijangkau ke depannya.
Rumah123 juga mencatat properti dengan harga di atas Rp5 miliar di kawasan Cisauk juga mencatatkan proporsi permintaan rendah dibandingkan area lain, hanya 2,6%, dibandingkan dengan Kelapa Dua yang mencapai 9,7%, Serpong 15,9%, Serpong Utara 22,9% dan Pagedangan 16,9%. Hal ini juga terkait dengan keterbatasan suplai yang ada pada rentang harga tersebut. Kedepannya seiring dengan perkembangan infrastruktur dan semakin berkembangnya proyek berskala kota di area tersebut, maka proporsi dapat berubah dan bergeser ke arah segmen menengah-atas hingga atas.
Pencari properti di Tangerang umumnya berasal dari rentang usia 25-34 tahun (37%), diikuti kelompok usia 45-54 tahun (25,2%), 35-44 tahun (18,3%), 18-24 tahun (14,6%) dan 55-64 tahun (4,9%). Dan dari asal domisili, para pencari properti di Tangerang didominasi pencari asal Jakarta 46,8%, kemudian dari warga Tangerang itu sendiri sebesar 21% dan asal Tangerang Selatan 14,9%.
Temuan ini mencerminkan keinginan generasi muda dewasa yang telah memiliki daya beli untuk menjadikan Tangerang sebagai pilihan utama lokasi tempat tinggal. Dari segi asal, ini menunjukkan bahwa banyak pencari properti dari Jakarta yang tertarik untuk tinggal di Tangerang, kemungkinan besar karena faktor harga yang lebih terjangkau, aksesibilitas yang baik, dan perkembangan infrastruktur yang pesat. Ditambah bisa juga dipicu kebutuhan untuk menghindari kepadatan pusat kota dengan mencari lingkungan yang lebih nyaman, kemudahan akses transportasi dan fasilitas publik agar tetap terjangkau dengan pusat kota.
“Area Tangerang menegaskan posisinya sebagai salah satu kota satelit penyangga Jakarta yang sudah berkembang sejak lama dibandingkan kota satelit lain, seperti Bogor dan Depok. Pengembangan berskala besar di area Tangerang, berdampak pada percepatan pertumbuhan harga di area ini. Dengan adanya fasilitas yang komprehensif dan lebih superior dibandingkan area-area lain di Bodetabek, Tangerang terus menjadi area paling dicari masyarakat dalam mencari hunian,” kata dia.
Tren Harga Rumah Naik Tipis 1,2 Persen
Berdasarkan Indeks Harga Rumah Seken Rumah123, tren harga rumah di Indonesia mengalami peningkatan tipis sebesar 1,2 persen pada Mei 2024 dibandingkan dengan Mei 2023. Dari 13 kota dalam indeks, 9 kota mengalami kenaikan harga, dengan pertumbuhan tertinggi di Denpasar yang mencapai 13,7 persen, Bogor (4,6%) dan Semarang (3,1%).
Di kawasan Jabodetabek, selain Bogor, tiga kota lainnya mencatat kenaikan tipis, yakni Jakarta sebesar 0,8%, Tangerang 0,5%, dan Depok 0,9%. Sementara di Pulau Jawa, selain Semarang, Surakarta mengalami pertumbuhan sebesar 2,3% dan Bandung 1,4%. Di luar Pulau Jawa, selain Denpasar, Medan juga mengalami kenaikan sebesar 2,2%. Dari segi selisih pertumbuhan harga dengan inflasi tahunan, tiga kota yang memperoleh selisih tertinggi dicapai oleh Denpasar (9,9%), Bogor (1,7%) dan Semarang (0,5%).
Sementara dari tren kenaikan median harga berdasarkan ukuran hunian, pertumbuhan harga tertinggi terlihat pada segmen rumah dengan luas lebih kecil di bawah 60 meter persegi hingga 90 meter persegi, yang menunjukkan adanya tren permintaan yang lebih agresif pada segmen tersebut. Dua wilayah yang mengalami kenaikan median harga tertinggi adalah Jakarta Barat dan Jakarta Pusat dengan kisaran pertumbuhan di level 23,8%-42,4% untuk ukuran hunian di bawah 60 meter persegi dan 61-90 meter persegi.
Sedangkan tren pertumbuhan median harga berdasarkan ukuran hunian di rentang 91 meter persegi sampai di atas 251 meter persegi, dialami Denpasar, Surakarta, Semarang, dan Medan dengan kisaran pertumbuhan di level 11,1% (Semarang & Medan) sampai 20% (Surakarta).
“Pertumbuhan median harga hunian dengan ukuran kecil hingga sedang cenderung lebih tinggi, yang mungkin disebabkan meningkatnya kebutuhan akan hunian yang lebih terjangkau dan sesuai untuk keluarga baru atau individu yang mencari investasi properti dengan modal awal yang lebih terjangkau,” ujarnya.