-
Pasar rumah sekunder di Indonesia menunjukkan tren positif di awal tahun 2025. Rumah123 Flash Report Edisi Februari 2025 mencatat bahwa indeks harga rumah sekunder per Januari secara umum mengalami kenaikan sebesar 1,4% secara tahunan.
-
Dalam laporan ini, Jakarta terlihat mulai pulih dengan kenaikan tahunan sebesar 0,4% pada Januari 2025 setelah sebelumnya mengalami penurunan pada Desember 2024 lalu, sebesar -0,3%. Sementara itu, Denpasar tetap konsisten mencatat kenaikan harga tahunan tertinggi masing-masing sebesar 8,2% dan Yogyakarta terus menunjukan pemulihan indeks harga rumah seken
-
Meskipun di awal tahun 2025 pergerakan harga rumah seken menunjukkan tren positif di 1,4%, pertumbuhannya tercatat lebih rendah jika dibandingkan periode yang sama pada tahun 2024 dan 2023.
Homepoint.id, Jakarta- Pasar rumah sekunder di Indonesia menunjukkan tren positif di awal tahun 2025. Rumah123 Flash Report Edisi Februari 2025 mencatat bahwa indeks harga rumah sekunder per Januari secara umum mengalami kenaikan sebesar 1,4% secara tahunan. Dalam laporan ini, Jakarta terlihat mulai pulih dengan kenaikan tahunan sebesar 0,4% pada Januari 2025 setelah sebelumnya mengalami penurunan pada Desember 2024 lalu, sebesar -0,3%.
Sementara itu, Denpasar tetap konsisten mencatat kenaikan harga tahunan tertinggi masing-masing sebesar 8,2% dan Yogyakarta terus menunjukan pemulihan indeks harga rumah seken sejak akhir tahun 2024 lalu yang pada bulan Januari silam mencatatkan pertumbuhan sebesar 9,4%. Tren ini menjadikan dua kota tersebut dengan pertumbuhan harga rumah sekunder paling signifikan di Indonesia.
Marisa Jaya, Head of Research Rumah123 menuturkan, “Pasar properti sekunder masih menjadi pilihan menarik bagi pencari hunian dan investor. Kenaikan harga yang signifikan di Yogyakarta dan Denpasar mencerminkan daya tarik di kota-kota dengan potensi ekonomi dan pariwisata yang kuat. Sementara itu, Jakarta mulai menunjukkan pemulihan setelah sebelumnya mengalami perlambatan pertumbuhan harga dalam beberapa bulan terakhir di tahun 2024 lalu,” ujar Marisa.
Baca juga: Flash Report Rumah123: Berikut Torehan 2024 dan Prediksi 2025
Di wilayah Jabodetabek, selain Jakarta yang mengalami kenaikan harga sebesar 0,4%, kota lainnya juga mengalami pertumbuhan, yakni Depok (1,8%), Tangerang (1,6%), dan Bogor (0,6%). Untuk kota-kota besar lainnya di Pulau Jawa, selain Yogyakarta, Semarang mencatatkan kenaikan 3,1% dan Surakarta 2,1%. Di luar Pulau Jawa, selain Denpasar, Medan mengalami kenaikan harga 0,9%.
Pertumbuhan Harga di Awal Tahun Cenderung Rendah
Meskipun di awal tahun 2025 pergerakan harga rumah seken menunjukkan tren positif di 1,4%, pertumbuhannya tercatat lebih rendah jika dibandingkan periode yang sama pada tahun 2024 dan 2023. Pada Januari 2024, pertumbuhan harga rumah seken mencapai 2,7%, sementara pada Januari 2023 angkanya lebih tinggi, yakni 2,9%. Hal ini mengindikasikan bahwa kondisi pasar di awal tahun 2025 mengalami perlambatan dibandingkan dengan awal tahun-tahun sebelumnya.
Dari sisi pencarian properti, Tangerang menjadi lokasi paling populer dengan pangsa pasar sebesar 13,3% dari total listing enquiries di Indonesia pada bulan ini. Meskipun demikian, dari segi proporsi popularitas, kota ini mengalami penurunan tipis sebesar -0,5%. Selain Tangerang, Jakarta Selatan dan Jakarta Barat merupakan dua kota terpopuler lainnya, dengan masing-masing pangsa 11% dan 9,2%. Adapun peningkatan popularitas tertinggi di Jabodetabek terjadi di Jakarta Barat (0,6%), Tangerang Selatan (0,5%), dan Bogor (0,4%).
Di luar Jabodetabek, Surabaya (0,2%), Sleman (0,2%), dan Bandung (0,1%) mengalami peningkatan popularitas dalam pencarian properti.
Rumah Seken Kecil-Sedang Catat Pertumbuhan Harga Tertinggi
Di Januari 2025, rumah seken dengan luas bangunan kecil-sedang masih menunjukkan tren pertumbuhan harga tertinggi. Untuk rumah dengan luas hingga 60 m², pertumbuhan harga tertinggi tercatat di Surakarta dengan kenaikan 25% year-on-year. Sementara untuk rumah dengan luas 61-90 m², Semarang mencatat pertumbuhan paling tinggi, sekitar 25% dengan median harga Rp875 juta.
Adapun untuk ukuran rumah dengan luas 91-150 m² mencatat pertumbuhan harga tertinggi di Denpasar, dengan median harga Rp2 miliar dan kenaikan 12,4% year-on-year. Kemudian rumah dengan luas 151-250 m² mengalami kenaikan harga tertinggi di Yogyakarta sampai 19%, dengan median harga Rp2,5 miliar. Terakhir, rumah dengan luas lebih dari 251 m² mencatat pertumbuhan harga tertinggi di Surakarta, sebesar 16,7% dengan median harga Rp5,25 miliar.
“Rumah dengan ukuran kecil-sedang masih diminati, terutama oleh generasi muda yang mencari hunian pertama. Selain itu, faktor daya beli masyarakat di tengah ketidakpastian ekonomi juga masih berpengaruh terhadap preferensi rumah dengan harga yang lebih terjangkau, namun tetap memiliki potensi fungsi maupun investasi yang baik,” tutur Marisa.
Rumah123 juga melihat sebagian besar kota mengalami deflasi, sementara pertumbuhan indeks harga rumah seken tahunan masih menunjukkan tren positif, kecuali di Surabaya dan Makassar. Pada Januari 2025, hanya dua kota yang mencatat perlambatan pertumbuhan indeks harga rumah seken dibandingkan laju inflasi, yaitu Surabaya sebesar -0,9% dan Makassar dengan -3,4%.
Sementara itu, kota-kota lainnya mencatatkan selisih pertumbuhan indeks harga yang lebih tinggi atau positif dibandingkan inflasi, yakni Yogyakarta (9,7%), Denpasar (8,4%), Semarang (3,8%), Tangerang (2,9%), Depok (2,6%), Surakarta (2,4%), Jakarta (1,9%), Bandung (1,4%), Bogor (1,1%), Medan (0,9%) dan Bekasi (0,2%)
“Kenaikan harga yang signifikan di kota-kota ini memperlihatkan properti masih menjadi instrumen investasi yang menarik. Pertumbuhan harga yang stabil dan melampaui inflasi di beberapa kota menunjukkan bahwa aset properti di wilayah tersebut memiliki prospek apresiasi nilai yang kuat. Ini menjadi peluang bagi masyarakat untuk mempertimbangkan properti sebagai tempat tinggal maupun strategi diversifikasi aset portofolio jangka panjang,” ujar Marisa.